Fermentasi Hijauan di Balai Ternak Semarang: Ikhtiar BAZNAS Menjaga Pakan, Menjaga Harapan Mustahik
Di sebuah lahan hijau di pinggiran Semarang, udara pagi terasa berbeda pada Sabtu, 29 November 2025. Suara mesin pencacah rumput bercampur dengan tawa para peternak yang saling bekerja sama. Deretan karung hijauan segar terhampar rapi, siap diolah menjadi pakan fermentasi berkualitas. Di balik kesibukan itu, ada satu tujuan besar: memastikan ketersediaan pakan yang stabil bagi ternak domba di Balai Ternak Semarang—sebuah program pemberdayaan yang dibina oleh BAZNAS RI.
Kegiatan pembuatan fermentasi hijauan hari itu bukan sekadar rutinitas. Ia menjadi bukti nyata bagaimana BAZNAS berupaya menciptakan ketahanan pakan jangka panjang, sekaligus membangun kemandirian mustahik dalam beternak secara lebih profesional.
BAZNAS Mendorong Ketahanan Pakan yang Berkelanjutan
Di Balai Ternak Semarang, pakan bukan sekadar kebutuhan harian, tetapi fondasi keberhasilan program pemberdayaan. Fluktuasi ketersediaan hijauan, terutama saat musim penghujan atau kemarau panjang, kerap menjadi tantangan serius. Maka, BAZNAS memperkenalkan teknik fermentasi hijauan sebagai strategi jitu untuk memastikan para mustahik tidak lagi bergantung pada kondisi alam.
Pada kegiatan kali ini, para peternak mengolah beberapa jenis tanaman unggulan seperti rumput Pakchong, rumput Gajah, Indigofera, serta bahan kering berupa tumpi jagung. Semua bahan itu dicampur secara proporsional untuk menghasilkan pakan fermentasi yang kaya nutrisi, tahan lama, dan lebih mudah dicerna oleh domba.
“Fermentasi ini bukan hanya soal menyimpan pakan, tapi cara kami menjaga kualitas ternak. Dengan pakan yang bagus, pertumbuhan domba lebih optimal,” ujar salah satu pendamping balai sambil mengawasi proses pencampuran bahan.
Proses yang Mengajarkan Gotong Royong dan Keterampilan Baru
Sejak pagi, para mustahik terlihat sangat antusias. Ada yang mencacah rumput, mengangkut bahan kering, mencampur hijauan, hingga memadatkan fermentasi ke dalam wadah kedap udara. Setiap orang mengambil bagian, saling membantu tanpa diminta. Suasana guyub semacam ini menjadi ciri khas kegiatan pembinaan yang digagas BAZNAS.
Tak hanya menghasilkan pakan, kegiatan ini juga menjadi ruang belajar praktis. Para mustahik diajarkan langkah demi langkah bagaimana membuat fermentasi yang benar—mulai dari komposisi, teknik pemadatan, hingga cara penyimpanan agar fermentasi tidak mudah rusak.
“Hari ini kami belajar, besok kami bisa membuatnya sendiri. Terima kasih BAZNAS yang sudah membimbing kami,” ungkap salah satu anggota kelompok sambil tersenyum puas.
Menghasilkan 1,5 Ton Pakan Fermentasi: Cadangan Penting untuk Masa Depan
Hasil kerja keras hari itu membuahkan pencapaian besar: 1,5 ton pakan fermentasi berhasil diproduksi. Jumlah ini akan menjadi cadangan strategis bagi balai ternak, terutama untuk menghadapi periode saat hijauan segar sulit diperoleh.
Cadangan pakan dalam jumlah besar memberi rasa aman bagi para mustahik. Mereka tak lagi khawatir ketika cuaca tiba-tiba berubah ekstrem, karena mereka telah memiliki stok pakan berkualitas untuk memastikan ternak tetap sehat dan produktif.
Dampak Nyata untuk Pemberdayaan Mustahik
Melalui program Balai Ternak, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan modal atau ternak. Lebih dari itu, BAZNAS hadir sebagai mentor yang membimbing mustahik agar memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kepercayaan diri untuk mengelola usaha peternakan secara mandiri.
Pembuatan fermentasi hijauan adalah salah satu langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas ternak. Dengan pakan yang berkualitas, pertumbuhan domba dapat lebih cepat, kesehatan ternak lebih terjaga, dan pada akhirnya pendapatan mustahik pun meningkat.
Kemandirian ini menjadi tujuan besar BAZNAS: membantu mustahik keluar dari garis kemiskinan, bukan hanya dengan bantuan sesaat, tetapi melalui ilmu dan keterampilan yang dapat mereka gunakan seumur hidup.
Keringat yang menetes, gotong royong yang mengalir, dan hasil fermentasi yang menumpuk menjadi saksi bagaimana BAZNAS terus menghadirkan perubahan nyata. Di Balai Ternak Semarang, proses pembuatan pakan fermentasi bukan hanya kerja teknis, melainkan simbol dari perjalanan mustahik menuju kehidupan yang lebih mandiri.
Dengan dukungan masyarakat melalui zakat dan sedekah, BAZNAS terus memperkuat peran dalam pemberdayaan ekonomi umat. Dan dari sebuah balai ternak kecil di Semarang, harapan itu tumbuh—pelan, pasti, dan penuh berkah.