Diposting Kamis, 20 November 2025
Oleh: Humas BAZNAS
Inovasi Pakan Singkong di Balai Ternak BAZNAS Jatimekar: Dari Dapur Peternak Mustahik untuk Produktivitas yang Berkelanjutan

Di tengah udara pagi yang sejuk di Kampung Jatigede, Desa Cijeungjing, suara-suara ternak milik para mustahik binaan Balai Ternak BAZNAS Jatimekar menjadi saksi perubahan yang pelan namun pasti. Di antara deretan kandang sederhana namun tertata rapi, tampak seorang peternak mustahik, Bapak Rudi, sibuk mencacah singkong—bahan pangan lokal yang kini menjadi kunci peningkatan produktivitas ternaknya.

Namun kisah ini bukan hanya tentang seorang peternak dan ternaknya. Ini adalah cerita tentang peran BAZNAS yang hadir bukan sekadar memberi bantuan, tetapi membangun sistem, pengetahuan, dan kemandirian bagi para mustahik yang ingin bangkit.


Peran BAZNAS Membangun Kemandirian Peternak

Balai Ternak BAZNAS Jatimekar di Sumedang menjadi salah satu pusat pemberdayaan ekonomi yang memadukan edukasi, pendampingan, dan inovasi dalam pengelolaan ternak mustahik. Di tempat inilah para peternak seperti Bapak Rudi mendapat pelatihan intensif tentang manajemen pakan, kesehatan ternak, hingga strategi peningkatan produktivitas.

Salah satu inovasi yang kini diterapkan adalah pemanfaatan pakan penguat berbahan dasar singkong, langkah yang terlihat sederhana tetapi memberikan dampak besar.

Metode ini bukan sekadar ide spontan, melainkan hasil arahan teknis dari tim Balai Ternak BAZNAS yang terus mencari cara agar peternak mustahik dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal dan terjangkau.


Bapak Rudi: Dari Singkong Lokal Menjadi Pakan Bernilai Tinggi

Di halaman belakang rumahnya, Bapak Rudi terlihat telaten mencacah singkong hingga berukuran kecil. “Kalau dicacah begini, ternak lebih lahap makan dan cepat dicerna,” ujarnya sambil tersenyum. Metode ini ia pelajari saat mengikuti pelatihan rutin BAZNAS.

Pakan singkong hasil cacahannya kemudian diberikan kepada enam ekor indukan dan satu pejantan yang menjadi aset produktif bagi keluarganya. Bagi Bapak Rudi, setiap potong singkong yang ia olah bukan hanya makanan ternak, melainkan harapan untuk masa depan ekonomi yang lebih stabil.


Mengapa Singkong? BAZNAS Hadir dengan Solusi Efisien dan Murah

BAZNAS memilih singkong bukan tanpa alasan. Melalui riset lapangan dan pengalaman pendamping, singkong dinilai sebagai salah satu pakan tambahan paling efektif untuk ternak ruminansia.

Berbagai manfaat strategisnya antara lain:

1. Sumber Energi Cepat

Kandungan karbohidrat yang tinggi menjadikan singkong sumber energi ideal, terutama bagi indukan yang tengah bunting atau menyusui. Tenaga tambahan ini penting dalam menjaga kesehatan ternak dan memaksimalkan produktivitasnya.

2. Meningkatkan Bobot Badan

Asupan energi yang cukup membantu ternak mencapai bobot optimal, baik untuk proses reproduksi maupun untuk meningkatkan nilai jual.

3. Menyeimbangkan Hijauan

Singkong berfungsi sebagai pakan penguat yang mampu menyeimbangkan nutrisi hijauan, sehingga penyerapan gizi lebih efisien dan kondisi ternak tetap stabil.


Disiplin Prosedur: Buah dari Pendampingan BAZNAS

Salah satu penekanan penting dari Balai Ternak BAZNAS adalah prosedur pemberian pakan. Singkong harus diberikan setelah ternak mengonsumsi hijauan. Langkah ini bertujuan mencegah risiko fermentasi berlebih di lambung yang dapat menyebabkan kembung (bloating).

Ketaatan terhadap SOP ini menunjukkan bahwa para peternak mustahik bukan hanya menerima bantuan, tetapi juga memahami ilmu peternakan modern yang membuat mereka lebih mandiri dan terlatih.

“Kalau salah waktu memberi pakan, bisa berbahaya untuk ternak. Makanya kami selalu mengikuti arahan dari BAZNAS,” kata Bapak Rudi.


Dampak Nyata: Produktivitas Naik, Mustahik Kian Mandiri

Melalui sentuhan inovasi dan pendampingan BAZNAS, para peternak mustahik kini tak lagi bergantung pada pakan pabrikan yang mahal. Mereka bisa memanfaatkan potensi lokal seperti singkong untuk mendongkrak produktivitas ternaknya.

Bagi Bapak Rudi, perubahan ini terasa dalam stabilnya kesehatan ternak, peningkatan bobot badan, serta efisiensi biaya yang semakin baik. Semua itu menjadi fondasi kuat menuju kemandirian ekonomi keluarganya.


Ketika Inovasi Lokal Menjadi Jalan Kemandirian

Kisah Bapak Rudi bersama Balai Ternak BAZNAS Jatimekar membuktikan bahwa inovasi tidak selalu harus rumit. Dengan memaksimalkan potensi lokal, didukung pelatihan dan pendampingan yang tepat, mustahik dapat naik kelas dan membangun masa depan ekonomi yang lebih cerah.

BAZNAS hadir bukan hanya sebagai lembaga yang membantu, tetapi sebagai mitra trasformasi yang mengantarkan para mustahik menuju keberdayaan.

Dan di Kampung Jatigede, sepiring singkong yang dicacah setiap pagi adalah simbol kecil dari perubahan besar itu.